
LDR itu bukan suatu hal yang baru lho,Bro!
Ingat
tidak, saat Adam dan Hawa diturunkan di bumi di dua tempat yang
berbeda—saat itu saja mereka sudah menjalani LDR lho! Tapi terbukti kan,
bagaimana mereka akhirnya survive? Karena mereka tetap optimis dan
pantang menyerah demi cintanya satu sama lain.
So,
kalau ada yang meragukan LDR kalian, bilang saja “Adam dan Hawa saja
bisa survive tanpa koneksi internet dan signal hape. Tentunya kita pasti
lebih bisa lagi!”
Tapi
tetap saja, bagaimana sih sebenarnya LDR itu? Kenapa rasanya banyak
sekali masalah yang terjadi, yang tidak kita pahami, ya?
Maka simak hasil wawancara dan studi buku gue soal LDR berikut ini! J
“LDR itu susah nggak sih?”
“Walau
sudah diperkirakan, tetap saja butuh 6 bulan untuk beradaptasi, menata
situasi dan perasaan yang benar-benar berbeda.” K-cewek
“Yang pasti selalu kena penyakit kangen, sering sedih sendiri. Nggak ada yang selalu ngasih semangat.” R-cewek.
“Nggak
mungkin nggak galau kalau kita sayang sama si pacar. Galau itu kan
karena kita punya suatu perasaan yang nggak bisa terlampiaskan atau
terwujud. Seperti kangen yang ditahan hanya dalam hati.”
Sebenarnya
LDR itu sama saja dengan sistem pacaran lainnya. Ada dua orang yang
saling mencintai, yang ingin selalu bersama dan mempertahankan
hubungannya. Hanya saja dalam LDR, ada sesuatu bernama ‘jarak’ (hasek)
yang memisahkan dua orang ini.
Dan
karena pada dasarnya dua orang itu masih ingin saling mencintai, ingin
selalu bersama, dan ingin mempertahankan hubungannya, maka timbullah
masalah-masalah terkait karena bentangan jarak ini.
“Karena nggak bisa ketemu langsung, jadi was-was, takut banget kalau dia bohong.” D-cewek
“Suka
rada iri ngeliat pasangan lain yang bisa gandengan, peluk pacarnya.
Pulsa jadi boros. Emosi kadang labil, pingin marah, tapi nggak tahu
kenapa dan sama siapa.” D-cewek
Pertengkaran
yang ada juga bukannya jadi lebih meningkat atau bagaimana. Dari
seluruh korespoden yang gue dapatkan, mereka mengaku sebenarnya sama
saja. Yang awalnya jarang bertengkar ya tetap jarang bertengkar. Yang
sering bertengkar juga masih tetap sering bertengkar. Hanya saja topik
permasalahannya jadi berbeda.
“Saat
LDR memang sering salah paham, apalagi soal telfonan atau sms, karena
kita tidak bisa saling melihat ekspresi dan bahasa tubuh satu sama lain.
Karena bisa terjadi salah paham, tidak mengerti maksud sebenarnya apa,
jadinya bertengkar, deh.” W-cowok
Mengapa Cowok Berubah jadi Makhluk-Cemburuan
“kita
pasti merasa cemburu jika pacar kita dekat dengan cowok lain—sekalipun
kita tahu cowok itu siapa! Itu karena kita merasa bahwa kita sendiri aja
nggak bisa jalan atau main dengan cewek kita, sementara si ‘cowok itu’
bisa!” A-cowok
Kalau
dibilang cowok itu cemburu-buta, bisa dibilang benar sih. Para cowok
menganggap semua cowok yang berada dalam radius 100 meter dari
kekasihnya adalah saingan! Kalau para cewek cemburu pada hubungan
‘lebih’ seperti sapaan kelewat akrab atau intensitas wall-to-wall yang
kelewat sering, cowok justru mencemburui semua cowok yang ada di dekat
pacarnya.
“Bisa
saja cewek kita menganggap dia dan cowok itu ‘teman biasa’. Kita
percaya kok! Tapi apa iya, cowok itu juga menganggap cewek kita ‘teman
biasa’? kalau dia mau merebut gimana? Apalagi kondisi kita jauh, dan
nggak bisa selalu ketemu. Ya tentu takutlah cewek kita bakal berpaling!”
A-cowok
Mengapa Cowok kerap ‘Meledak’ dan Cewek kerap ‘Mengungkit Masalah’
Dalam
mengontrol emosi, cowok itu seperti kompor. Cepat panas dan cepat
dingin. Saat tengah panas, biasanya apapun yang diucapkan ceweknya,
cenderung ‘lewat begitu saja’. Karena pada saat mereka panas, cowok akan
sangat ‘bebal’, ‘tidak mau mendengar’, hingga ‘meledak-ledak’. Karena
satu hal yang mereka tahu—mereka harus melampiaskan rasa marah dan emosi
itu hingga tuntas. Mereka bahkan bisa saja memaki ceweknya, atau
mengucapkan kata-kata dan tindakan yang tidak seharusnya ia lakukan.
Itulah
sebabnya saat cowok marah, sebaiknya ceweknya menenangkan dan jangan
terlalu mengambil hati saat si cowok meledak dalam amukan, bahkan saat
mengeluarkan kata-kata yang kasar atau tajam.
Kenapa?
Karena jika si cewek marah, si cowok hanya akan semakin panas. Apapun
yang dikatakan si cewek tak akan begitu didengar hingga rasanya percuma!
Itulah sebabnya, tunggulah hingga si cowok dingin, lalu jelaskan
masalahnya.
Kelebihannya,
cowok tidak akan mengungkit masalah ini lagi jika mereka sudah merasa
‘clear’. Cowok memang tidak mudah memaafkan, tapi mereka gampang
melupakan.
“Kalau cowok lagi marah, cewek jangan ikutan marah, karena nggak akan selesai.” A-cowok
Sementara
cewek ibarat oven dalam mengontrol emosi. Lama panas dan lama dingin.
Ia mungkin tidak akan sekasar cowok, hanya saja bisa lebih histeris dan
melodramatis. Ia akan cepat memaafkan, namun bisa ngambek berhari-hari
walau sudah ‘memaafkan’. Ia bisa mengungkit lagi masalah ini pada
pembahasan masalah ‘lain’ di masa depan—walau masalah ini sudah clear.
Cewek
memang gampang memaafkan, tapi ia tidak mudah melupakan. Itulah
sebabnya bagi cowok, penting untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama
atau sejenis. Jangan pula membahas masalah ini tanpa beban walaupun
sudah dibilang ‘clear’—karena bagi cewek, sampai kapanpun rasa sakit
hati dan marah atas masalah ini akan berlangsung sampai kapanpun!
Mengapa Cowok Sering ‘Sok Sibuk’
“Aku
sering heran, temennya saja bisa chat seru sama aku, sementara
dia—orang yang diharapkan untuk muncul di chat itu—justru tidak ada.
Padahal sama-sama tidak ada kegiatan!” C-cewek
Pernah
nggak sih, kalian baru saja melewatkan liburan bersama yang
menyenangkan—lalu saat si cowok kembali ke daerahnya, ia justru mendadak
menjadi dingin dan acuh? Si cewek akan mengirim puluhan sms yang hanya
dibalas sesekali, dan alibi teraneh yang bisa diberikan cowok kalian
adalah dia ‘sibuk’.
-,- puh hah.
Jadi,
perlu para cewek mengerti bahwa saat cowok terlihat sok-sibuk atau
kelihatannya banyak-kegiatan banget, sebenarnya bukannya mereka acuh
atau jadi tak perduli dengan ceweknya. Tapi para cowok itu sebenarnya
justru tengah berusaha ‘menguatkan’ diri mereka dengan melupakan rasa
kangen yang menggila itu. Jika cewek ‘menenangkan’ perasaannya dengan
berbicara soal perasaan mereka, cowok tidak bisa melakukan sesuatu yang
‘lemah’ seperti itu, maka mereka melakukan kegiatan fisik hingga
perasaannya tenang!
“Untuk
mengatasi galau akibat LDR itu, cowok melakukan hal yang berbeda dengan
cewek. Kita biasanya menyibukkan diri dengan kegiatan saat galau-nya
menyerang—agar tidak terlalu berasa!” A-cowok
Jadi
tenanglah, ladies. Para cowok itu bukannya melupakan kalian. Hanya saja
mereka memerlukan waktu untuk menenangkan diri dari shock akibat
‘perpisahan’ kemarin itu.
“Aku sebenarnya juga kangen. Kangen banget. Untung saja kegiatannya lagi banyak, jadi tidak terlalu berasa.” D-my pacar.
Mengapa SMS Bisa Membuat Keributan
Cewek
paling merasa galau jika komunikasi diantara dia dan pacarnya tidak
lancar. Itulah sebabnya mereka bisa sangat galau jika nama si cowok
mulai jarang muncul di layar handphone atau laptopnya.
Karena
bagi para cewek, lancarnya komunikasi adalah cerminan dari kondisi
hubungan mereka. Para cewek terbiasa menilai bagus atau tidaknya—lancar
atau tidaknya suatu hubungan dari komunikasi dua pihak tersebut. Saat
ada masalah dengan komunikasi itu, ia akan bereaksi sangat keras karena
ia mengira bahwa hubungan mereka juga tengah terancam.
Tidak
heran, karena pada dasarnya perempuan adalah makhluk yang lebih
sosialita dibandingkan para laki-laki. Mereka mengandalkan komunikasi
untuk menjaga hubungan, kata-kata sebagai perekat. Itulah sebabnya saat
intensitas sms atau telfon itu berkurang, bayangkan dong, bagaimana
paniknya mereka.
“Kesibukannya sering membuat aku ngerasa kosong...” K-cewek
Itu
sebabnya, jika cowok membutuhkan pengurangan intensitas komunikasi
karena sibuk atau ‘sok sibuk’ sebaiknya jelaskan saja blak-blakan pada
cewek kalian, bahwa kalian hanya sedang sibuk atau butuh waktu adaptasi,
dan tak ada masalah serius pada hubungan kalian. Jangan sampai ia
mengira hubungan kalian bermasalah lalu bereaksi keras!
“Ya
kita tau sih, mereka capek atau kurang tidur, tapi seenggaknya smslah
minimal sekali hanya untuk ngasih tau dia free tapi ingin tidur. Jangan
sampai aku mikir ‘apa dia udah bosen ya?’.” C-cewek
Sebaliknya,
cowok sendiri juga bukannya cuek-cuek saja jika intensitas smsnya
berkurang. Coba tebak bagaimana reaksi mereka jika intensitas sms itu
berkurang? Marah-marah nggak jelas, kan? Hahaha. Karena sebenarnya
cowok itu sedih juga kalau smsnya tidak dibalas. Tapi karena cowok
bukan makhluk yang bebas menunjukkan emosi ‘lemah’ seperti sedih dan
menangis, mereka menunjukkan kesedihannya dengan marah-marah dan kesal.
Mengapa Cowok Membutuhkan ‘Laporan Rutin’
Bagi
cowok, yang paling sering membuat mereka galau adalah saat ceweknya
jalan dengan teman-temannya. Mereka bisa bereaksi ‘menyebalkan’ dengan
memberondongi ceweknya dengan sederet pertanyaan “Sama siapa? Kemana?
Berapa lama? Ada cowoknya nggak? Jangan macam-macam ya!”.
Saat
inilah cewek biasanya jadi merasa bahwa si cowok terlalu ‘mengekang’
atau ‘curigaan’ bahkan terkesan tak percaya pada mereka. Padahal
sebenarnya bukan begitu, lho!
“Sebenarnya
kita percaya, dan itu semua didasari karena rasa sayang, juga karena
kita kangen banget. Itu sebabnya kita maunya kemana dia pergi atau
ngapain, harus bilang dulu.” A-cowok
Kalo
lo cewek yang kerap merasa begini, mengertilah bahwa mereka—kaum cowok
itu, dibesarkan dengan lingkungan yang menuntut mereka sebagai sosok
‘pelindung’ sekaligus ‘pemimpin’. Lalu apa jadinya saat jarak memisahkan
dan mereka tidak mampu selalu tahu kegiatan ceweknya, atau mengantar
ceweknya dengan selamat hingga tujuan, atau menjemputnya jika kemalaman?
Mereka merasa useless sebagai cowok dan itu—bagi para cowok—sangat menyedihkan dan mengganggu!
Itu
sebabnya mereka jadi cerewet soal segala kegiatan yang bisa ‘mengancam’
keselamatan perempuannya. Ia akan memberondongi ceweknya dengan
pertanyaan karena hanya itulah ‘proteksi’ yang bisa mereka lakukan.
Jangan
pergi ke tempat yang ‘berbahaya’. Jangan pulang ‘kemalaman’. Jangan
pergi dengan orang yang ‘tidak dikenal’. Jangan melakukan tindakan yang
‘aneh-aneh’.
Well, coba lihat sisi baiknya, para cowok sebenarnya hanya ingin menjalankan instingnya sebagai pelindung anda, ladies!
Kepercayaan: Hal Terpenting dalam LDR
Kepercayaan, menurut gue, adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan, sangat penting, sekaligus sangat sulit dilakukan.
Kenapa
gue bilang kepercayaan adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan?
Karena kepercayaan itu adalah dasar dari sebuah hubungan yang kuat. Kita
boleh curiga—itu sangat manusiawi. Kita tentu bisa meragukan—karena itu
toh sebenarnya sebuah insting.
“Jika
kita tidak percaya sama dia, nanti pasti kita akan berprasangka
sehingga menimbulkan pertengkaran. Lebih bahaya lagi, jika kita tidak
percaya, pasti nanti akan timbul juga keinginan-keinginan untuk
berpaling.” K-cewek
Tapi
lain halnya dengan ‘tidak mempercayai’. Jika si pacar berkata ‘A’ lalu
kita menanyakan dan meragukannya—wajar. Tapi jika sudah menyebutnya
bohong, itu sama saja dengan melempari wajahnya dengan kotoran—terutama
jika ia memang berkata apa adanya. Hal ini akan menimbulkan sakit hati
yang terus menerus hingga pada akhirnya kalian akan terus berprasangka
satu sama lain—mempertengkarkan nyaris setiap hal kecil karena itu tadi,
tidak percaya!
Tapi bagaimana jika pasangan memang sudah pernah berbohong sebelumnya?
“Kepercayaan
yang sudah terbentuk memang mudah banget runtuh, dan membangun
kepercayaan itu kembali butuh usaha dan juga waktu.” K-cewek
Guys, memang kebohongan itu adalah sebuah racun dalam hubungan—apalagi LDR yang memang sudah sejak awal rentan.
Tapi
mari berpikir begini: setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan,
bukan? Dia mungkin memang pernah berbohong, tapi setiap orang tentu
berhak mendapatkan kesempatan kedua, walau bukan ketiga, keempat, dan
seterusnya ya ;p
Jika
dia pernah membohongi kalian, tetapkan sebuah ‘aturan main’ yang tegas
mengenai bagaimana tindakan keras yang akan kamu ambil jika dia
berbohong lagi. Katakan saja terus terang bahwa kalian akan sangat sulit
percaya setelah ini—tapi kalian akan mencoba kembali percaya, maka
kebaikan hati ini tidak sepatutnya dikhianati (lagi)!
Lalu bagaimana menyembuhkan hati kalian yang terluka karena telah dibohongi?
Pertama,
terimalah kenyataan bahwa kalian memang dibohongi. Pahamilah alasannya,
bukan membenarkan alasannya. Pahamilah kesalahannya sebagai bagian dari
‘kekhilafan’nya. Lalu, jangan sering mengungkit ini. Karena selain akan
melukai hati kalian lagi, hal ini hanya akan memperkeruh suasana.
Tempatkanlah
posisi kalian sebagai pasangan. Oke, memang sakit hati sekali, tapi
lebih baik berpandangan ke depan daripada tersandung karena terus
melirik ke belakang, bukan? Bantulah si pasangan untuk selalu berkata
jujur pada kalian. Perlakukan ia dengan lebih baik hingga ia sadar bahwa
ia tidak pernah pantas menyakiti seseorang sebaik kalian!
Cara Mereka Mengatasinya
Setiap
pasangan memiliki cara unik dalam menghadapi pertengkaran atau
mengatasi kegalauan akibat LDR-nya. Simak beberapa cara berikut ini,
siapa tahu berguna untuk kalian! :D
“Kalau
lagi berantem sih, menyibukkan diri biar ademan. Tapi kita punya
komitmen untuk tidak punya masalah lebih dari sehari, jadi setiap ada
masalah, harus diselesaikan secepatnya agar tidak berlarut-larut!”
D-cewek
“Selama
LDR-an, kalau marahan aku selalu diemin dia sehari hingga tiga hari,
biar sama-sama ngerasain gimana kalau gak ada satu sama lain, yang
biasanya bercanda, cerita-cerita, waktu marahan malah jadi sepi. Ya
lebih bisa menyadri arti dirinya walau sebatas telfon.” C-cewek
“Si
dia dan gue sih punya cara-penyelesaian yang berbeda. Gue butuh waktu
‘cooling down’ sebelum membicarakan masalahnya tanpa emosi, sementara
dia tidak akan dingin sebelum masalahnya dibicarakan tuntas. Makanya
kita masing-masing berusaha mengambil jalan tengah jika ada
pertengkaran, tergantung siapa yang paling emosi saat itu!” Gue ;p
Manfaat LDR
Well,
di penghujung artikel (hasek) ternyata jika diulas kembali, LDR itu
tidak hanya membawa masalah melulu atau kegalauan melulu, lho. Setelah
gue korek-korek dari pada responden, diketahui kalau mereka sebenarnya
merasakan adanya keuntungan dari LDR itu.
Yah, Tuhan memang menciptakan suatu ujian demi hasil akhir yang baik, bukan—terutama jika kita mampu mengatasi ujiannya!
“Sekalinya bisa ketemu bakal seneeeng banget nggak ketulungan. Bahkan hanya ditelfonpun udah seneng banget.” R-cewek.
“Jadi lebih kreatif, karena harus menggunakan segala cara agar bisa mendengar suara atau wajah unyu-nya.” D-cewek
“Gara-gara LDR, rasanya jadi jatuh cinta lagi. Hanya dapat kiriman sms kecil saja sudah senang setengah mati.” K-cewek
“Menurutku
malah saat LDR kita malah jadi jarang bertengkar karena intensitas
komunikasi yang berkurang. Saat nggak-LDR, lebih banyak ketemu, lebih
banyak yang diomongkan, jadi lebih banyak juga masalah yang timbul. “
W-cowok.
“Selain
belajar extra sabar dalam segala hal, kita juga bisa memiliki waktu
lebih banyak untuk meniti karier masing-masing ke arah lebih serius.”
C-cewek
0 komentar:
Posting Komentar